15,159 research outputs found

    Kehidupan Sosial Ekonomi Usaha Keluarga Petani Kelapa (Cocos Nucifera L) Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Di Negeri Soahuku Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang kondisi sosial-ekonomi keluarga petani kelapa (Cocos nucifera L) dalam meningkatkan kebutuhan hidup di Desa Soahuku, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah dengan rumusan masalah bagaimana usaha kelapa (Cocos nucifera L) digunakan sebagai kopra dalam meningkatkan kebutuhan hidup di Desa Soahuku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran petani kelapa (Cocos nucifera L) di Desa Soahuku. Variabel-variabel yang diteliti meliputi kebutuhan hidup, produksi kelapa (Cocos nucifera L), pemasaran kopra, pendapatan dan hasil penjualan kopra, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan lokasi penelitian di Desa Soahuku. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 bulan dengan populasi sebanyak 30 petani kelapa (Cocos nucifera L) dan sampel yang digunakan menggunakan teknik pengambilan sampel acak dengan jumlah sampel sebanyak 15 petani. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa pendapatan petani kelapa (Cocos nucifera L) sangat bergantung pada luas lahan dan harga jual kopra yang seringkali tidak stabil. Dengan usaha kelapa (Cocos nucifera L), dapat meningkatkan kebutuhan hidup masyarakat

    GANGGUAN KESEIMBANGAN SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L) PADA PEKERJA PENGECATAN YANG TERPAPAR TIMBAL (Pb) DI INDUSTRI KAROSERI SEMARANG

    Get PDF
    Proses pengecatan yang ada di industri karoseri Semarang menyebabkan pekerja terpapar timbal (Pb). Dampak dari paparan timbal (Pb) yang terus menerus salah satunya adalah rusaknya selubung myelin akson yang menyebabkan gangguan respon otot postural yang tidak dapat bekerja secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan gangguan keseimbangan sebelum dan setelah pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L) pada pekerja pengecatan yang terpapar timbal (Pb) di industri karoseri Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain quasi experiment. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian pengecatan di industri karoseri Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan alat bantu berupa kuisioner, pemeriksaan timbal (Pb) dalam darah menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer), dan untuk gangguan keseimbangan tubuh diukur dengan menggunakan romberg test. Sebanyak 14 pekerja (43,8%) mengalami gangguan keseimbangan sebelum pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L). Kemudian setelah pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L) pekerja yang mengalami gangguan keseimbangan sebanyak 8 pekerja (25%). Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa ada beda antara sebelum dan setelah pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L) dengan gangguan keseimbangan pada pekerja pengecatan di industri karoseri Semarang (p = 0,014). Kesimpulannya ada beda antara sebelum dan setelah pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L) dengan gangguan keseimbangan tubuh. Kata Kunci: paparan Pb, gangguan keseimbangan tubuh, air kelapa hijau (Cocos nucifera L), pengecatan, karoser

    Gangguan Keseimbangan Sebelum Dan Setelah Pemberian Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera L) Pada Pekerja Pengecatan Yang Terpapar Timbal (Pb) Di Industri Karoseri Semarang

    Full text link
    Painting process in the industry carrosserie at Semarang caused of workers exposed to lead. The impact of lead exposure is continuously on of which is the destruction of the myelin sheath of axons that cause postural muscle responses that can not work synergistically to maintain body balance. The purpose of this study was to determine the difference in balance disorders before and after green coconut water (Cocos nucifera L) supplementation to the painting workers exposed to lead in industrial carroserrie at Semarang. This study was a quasi experiment with experiment design. The population in this study was all painting workers in carrosserie factory at Semarang who were included in inclusion criteria. Collecting data used tool such as questioner. Lead examination in the blood was measured by AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), and for body balance disorders were measured by Romberg test. A total of 14 workers (43,8%) had impaired balance before supplementation the green coconut water (Cocos nucifera L). Then after supplementation of green coconut water (Cocos nucifera L) workers who experienced impaired balance as much as 8 workers (25%). The result of wilcoxon test showed that there was a difference between before and after giving of green coconut water (Cocos nucifera L) with body balance disorders to painting workers in carrosserie factory (p value = 0.014). In conclusion, there was a difference between before and after giving of green coconut water (Cocos nucifera L) with body balance disorders

    The lichen flora of the Chagos Archipelago : including a comparison with other island and coastal tropical floras

    Get PDF
    The 1996 Chagos Expedition provided the first opportunity to study the archipelago’s lichen flora. Seventeen of the 55 islands were ecologically investigated, some in more detail than others, and lists and representative collections of lichens have been assembled for many of them. In all, 67 taxa have been recorded, 52 to specific level. Although the islands have a low biodiversity for cryptogamic plants, as would be expected in terms of their relatively young age, remoteness and small terrestrial surface areas, those taxa that are present are often found in abundance and play significant ecological roles. There is a good correlation between total lichen biodiversity and island size, despite the fact that Cocos nucifera is such an important substratum for cryptogamic plants and its presence on all islands studied provides a consistently high associated species count. Comparisons of lichen floras for ten island and coastal tropical areas show good correlations (based on the Sörensen Coefficient) within the Indian Ocean as would be expected, but poorer correlations exist within and between Pacific Ocean and neotropical floras. Ranked correlations between Chagos and other floras are in the sequence Maldives > Laing Island > Aldabra > Tuamotu > Pitcairn > N.Mariana & Belize > Guadeloupe > Cook. When coefficients are calculated using only the Physciaceae, different correlations and sequences are derived, but the affinities of the Indian Ocean islands remain strong. However, although the lichen flora of Chagos is characteristic for an Indian Ocean, it is dominated by pantropical species

    PENAMBAHAN AIR KELAPA (COCOS NUCIFERA L) DAN AIR LINDI (LEACHATE) SEBAGAI AKTIVATOR PEMBUATAN KOMPOS

    Get PDF
    Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan  berasal dari aktivitas manusia. Dampak ditimbulkan  sampah  yaitu pencemaran lingkungan. Sehingga perlu pengelolaan sampah dengan cara membuat kompos dimana kompos merupakan material organik yang sudah didekomposisi dan digunakan sebagai media tanam, pupuk, dan penyubur tanah. Penelitian ini untuk mengetahui penambahan air kelapa (cocos nucifera l) dan air lindi (leachate) sebagai aktivator pembuatan kompos. Merupakan penelitian eksperimen semu,  data dianalisa secara deskriptif. Hasil  menunjukka  dari 4 variabel yang diteliti pada penambahan aktivator air kelapa (cocos nucifera l)  dengan konsentrasi 150 ml selama 25 hari dan 250 ml terjadi selama 20 hari dan air lindi (leachate)  dengan konsentrasi 150 terjadi selama 23 hari dan 250 ml  terjadi selama 16 hari dan tanpa penambahan aktivator terjadi selama 29 hari. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan aktivator dapat mempercepat pengomposan dibandingkan dengan tanpa menggunakan aktivator. Disimpulkan bahwa penambahan aktivator air kelapa (cocos nucifera l) dengan konsentrasi 150 ml ,  250 ml dan air lindi (leachate) dengan konsentrasi 150 ml dan 250 ml dapat mempercepat pengomposan dari pada tanpa penambahan activator. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian sampah organik sebagai bahan utama dalam pembuatan kompos.Kata Kunci: Air Kelapa (Cocos Nucifera L), Air Lindi (Leachate), Lama Waktu Dekomposisi, Kualitas Fisik Kompo

    Cocos nucifera

    Get PDF

    The Effect Of Young Coconut Water Mouth (Cocus Nucifera L) Against Dental Plaque

    Get PDF
    Caries is a disease of the hard tissue of the teeth caused by bacteria adhering to the surface of the teeth in the form of plaque. The formation of dental plaque can be prevented by plaque control including mechanical control and chemical control, one of which is gargling using natural ingredients, namely young coconut water (Cocus Nucifera L Var. Viridis). Pure coconut water has antimicrobial activity due to its high lauric acid content and has been used as a remedy for several oral infections. This study aims to determine the effect of young coconut water gargling (Cocus Nucifera L Var. Viridis) on dental plaque. The type of research used was quasi-experimental with a pretest and posttest one group design. The sample in this study was taken by means of purposive sampling totaling 44 people. Measurements were made before and after consuming 100 ml of young coconut water (Cocus Nucifera L Var. Viridis). Plaque was measured using the Personal Hygiene Performance (PHP) method. Data analysis used the Mann-Whitney test. The results of the study gargling young coconut water (Cocos Nucifera L Var. Viridis) 1.31 and after decreasing 0.47. There was a significant difference between before and after gargling young coconut water (Cocos Nucifera L Var. Viridis) p=0.000. The conclusion in this study was that gargling with young coconut water (Cocos Nucifera L Var. Viridis) had an effect on reducing the dental plaque inde

    Pengaruh Air Kelapa (Cocos nucifera L) dengan Medium VW terhadap Pertumbuhan Protocorm Anggrek secara in vitro

    Get PDF
    Phalaenopsis sp is one of the types of orchids native to Indonesia with high commercial value, but these orchids are quite difficult to cultivate because the seeds are microscopic and do not have endosperm that need to be cultivated in vitro. In vitro orchid cultivation requires a suitable supporting medium. This study aims to determine the effect of coconut water (Cocos nucifera L) using VW medium on the growth of Phalaenopsis sp protocorm orchid in vitro. Research has been carried out at the DD Orchid Nursery Network Culture Laboratory Dadaprejo Junrejo, Batu, East Java, starting from November to January 2020. This study uses a Completely Randomized Design (CRD) to compare different concentrations of coconut water (Cocos nucifera L) as ie, 0%, 15%, 30%, and 60% treatment. Each concentration was repeated 5 times and each repetition consisted of 5 bottles of Phalaenopsis sp. Protocorm and cultured for 4 weeks. The results showed that the highest number of protochromes and shoots were produced at the same concentration, namely 150 ml / L coconut water treatment (15% concentration) with an average number of 64 protocorms and 14 shoots. Keywords: Coconut water (Cocos nucifera L), Phalaenopsis sp., In vitro, growthABSTRAKPhalaenopsis sp merupakan salah satu jenis anggrek asli Indonesia dengan nilai komersial yang tinggi, tetapi anggrek ini cukup sulit dibudidayakan karena bijinya bersifat mikroskopis dan tidak memiliki endosperm sehingga perlu dibudidayakan secara in vitro. Budidaya anggrek secara in vitro memerlukan medium pendukung yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa (Cocos nucifera L)  menggunakan medium VW terhadap pertumbuhan protocorm anggrek Phalaenopsis sp secara in vitro. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Kultur Jaringan DD Orchid Nursery Dadaprejo Junrejo Kabupaten Batu Jawa Timur, dimulai dari bulan November sampai dengan bulan Januari 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk membandingkan beberapa konsentrasi air kelapa (Cocos nucifera L) yang berbeda  sebagai perlakuan yaitu, 0 %, 15%, 30%, dan 60 %. Masing-masing konsentrasi dilakukan 5 kali pengulangan dan setiap pengulangan terdiri dari 5 botol protocorm Phalaenopsis sp  dan dikultur selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah protokrom dan tunas terbanyak dihasilkan pada konsentrasi yang sama, yaitu perlakuan air kelapa 150 ml/L (konsentrasi 15%) dengan rata-rata jumlah  64 protocorm dan 14 tunas.Kata kunci : Air kelapa (Cocos nucifera L), Phalaenopsis sp., in vitro, pertumbuhan
    corecore